Pesantren Modern Mr.BOB – Nabi Musa AS merupakan salah satu nabi yang kisah hidupnya sering diceritakan dalam Al-Qur’an. Kita mungkin sudah familiar dengan beberapa peristiwa penting dalam hidupnya, seperti pembebasan Bani Israel dari kekuasaan Firaun dan mukjizat terbelahnya Laut Merah. Namun, ada satu kisah yang penuh dengan pelajaran mendalam dan sedikit misterius, yaitu pertemuan Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS. Kisah ini bukan hanya sekadar perjalanan biasa, tetapi sarat dengan hikmah yang dapat menjadi pelajaran penting bagi umat manusia.
Melalui artikel ini, kita akan mengupas tuntas kisah pertemuan Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS, mengungkap makna di baliknya, serta menarik relevansi untuk kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Manfaat Sedekah dalam Islam
Latar Belakang Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS
Kisah pertemuan Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS tercantum dalam Surah Al-Kahfi ayat 60-82. Diceritakan bahwa Nabi Musa AS merasa sebagai orang yang paling berilmu di antara kaumnya. Namun, Allah SWT hendak menunjukkan bahwa ada seseorang yang dianugerahi ilmu yang lebih luas di bidang tertentu, yakni Nabi Khidir AS. Nabi Musa AS kemudian ditugaskan untuk menemui dan belajar dari Nabi Khidir AS.
Siapakah Nabi Khidir AS?
Nabi Khidir AS adalah sosok yang jarang diceritakan secara mendalam dalam Al-Qur’an. Ia dikenal sebagai hamba Allah yang diberikan ilmu khusus oleh Allah SWT, ilmu yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Para ulama berbeda pendapat mengenai statusnya, apakah ia seorang nabi atau wali. Namun, yang pasti, Nabi Khidir AS memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentang hal-hal yang tidak tampak oleh manusia biasa.
Nabi Musa AS dan Ujian Kesabaran
Sebelum pertemuan dengan Nabi Khidir AS, Nabi Musa AS pernah mengatakan kepada kaumnya bahwa dirinya adalah orang yang paling berilmu. Pernyataan ini kemudian menjadi salah satu alasan Allah SWT mengutusnya untuk menemui Nabi Khidir AS, sebagai pengingat bahwa selalu ada ilmu yang lebih tinggi di luar pengetahuan manusia. Kisah ini menjadi pengajaran penting mengenai kerendahan hati dan kesadaran bahwa pengetahuan manusia sangat terbatas.
Perjalanan Nabi Musa AS untuk Mencari Nabi Khidir AS
Setelah menerima perintah dari Allah, Nabi Musa AS memulai perjalanannya untuk menemui Nabi Khidir AS. Dalam perjalanan ini, Nabi Musa AS ditemani oleh seorang pemuda, yang disebut dalam beberapa riwayat sebagai Yusha’ bin Nun. Pemuda ini kelak akan menjadi penerus kepemimpinan Bani Israel setelah Nabi Musa AS.
Perjalanan Nabi Musa AS diiringi dengan satu tanda yang telah diberikan oleh Allah SWT: ia akan bertemu dengan Nabi Khidir AS di tempat di mana ikan yang mereka bawa sebagai bekal akan hilang. Ketika mereka mencapai sebuah tempat, ikan tersebut tiba-tiba hidup dan melompat ke laut. Ini menjadi pertanda bahwa mereka telah sampai di lokasi di mana mereka akan bertemu dengan Nabi Khidir AS.
Pertemuan dengan Nabi Khidir AS
Setelah bertemu, Nabi Musa AS mengungkapkan keinginannya untuk belajar dari Nabi Khidir AS. Namun, Nabi Khidir AS mengingatkan bahwa ilmu yang ia miliki berbeda dan mungkin sulit dipahami oleh Nabi Musa AS. Oleh karena itu, Nabi Khidir AS mengajukan syarat bahwa selama perjalanan, Nabi Musa AS tidak boleh bertanya apa pun sampai tiba saatnya ia memberikan penjelasan.
Meskipun tampaknya sederhana, syarat ini menjadi tantangan besar bagi Nabi Musa AS, karena selama perjalanan mereka terjadi sejumlah peristiwa yang sulit dipahami oleh logika manusia biasa.
Baca Juga: Abdurrahman bin Auf, Pengusaha Sukses & Sahabat Rasulullah
Tiga Kejadian Misterius
Selama perjalanan dengan Nabi Khidir AS, terjadi tiga kejadian yang tampaknya aneh dan tidak masuk akal di mata Nabi Musa AS. Ketiga kejadian ini memicu Nabi Musa AS untuk bertanya, meskipun ia telah berjanji untuk tidak melakukannya. Namun, di balik setiap kejadian tersebut tersembunyi hikmah yang mendalam.
1. Perahu yang Dirusak
Kejadian pertama terjadi ketika Nabi Khidir AS melubangi perahu yang mereka tumpangi. Nabi Musa AS, yang tidak bisa memahami tindakan ini, merasa heran dan bertanya, “Mengapa engkau melubangi perahu ini? Apakah engkau hendak menenggelamkan penumpangnya?” Tindakan Nabi Khidir AS tampak membahayakan keselamatan mereka.
Namun, Nabi Khidir AS mengingatkan Nabi Musa AS bahwa ia tidak boleh bertanya sebelum waktunya. Meskipun Nabi Musa AS meminta maaf dan berjanji untuk bersabar, rasa ingin tahunya kembali muncul dalam kejadian berikutnya.
Makna di Balik Kejadian Ini
Di akhir perjalanan, Nabi Khidir AS menjelaskan bahwa perahu tersebut dimiliki oleh orang-orang miskin yang menggunakannya untuk mencari nafkah. Di depan mereka, ada seorang raja zalim yang suka merampas perahu yang masih bagus. Dengan melubangi perahu tersebut, Nabi Khidir AS sebenarnya sedang melindungi perahu itu dari perampasan. Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa apa yang tampak sebagai kerugian di awal, bisa jadi merupakan perlindungan dari Allah SWT.
2. Anak Kecil yang Dibunuh
Kejadian berikutnya terjadi ketika Nabi Khidir AS membunuh seorang anak kecil. Tindakan ini mengejutkan Nabi Musa AS. Bagaimana mungkin seorang anak yang tidak bersalah dibunuh tanpa alasan? Nabi Musa AS kembali mempertanyakan tindakan Nabi Khidir AS, meskipun ia sudah diperingatkan untuk tidak bertanya.
Makna di Balik Kejadian Ini
Nabi Khidir AS menjelaskan bahwa anak tersebut, jika dibiarkan hidup, akan tumbuh menjadi orang yang durhaka kepada orang tuanya dan menyebabkan banyak kerusakan. Allah SWT menghendaki agar anak tersebut digantikan dengan anak yang lebih baik bagi kedua orang tuanya. Dari peristiwa ini, kita diajarkan untuk memahami bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik, meskipun kadang terlihat sulit dipahami oleh manusia.
Baca Juga: 20 Kumpulan Doa Sehari-Hari
3. Tembok yang Didirikan
Peristiwa ketiga terjadi ketika Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS tiba di sebuah desa yang penduduknya terkenal tidak ramah. Meskipun mereka tidak diberikan sambutan yang baik, Nabi Khidir AS tetap memperbaiki sebuah tembok yang hampir roboh di desa tersebut. Nabi Musa AS, yang melihat hal ini, kembali merasa bingung. Mengapa memperbaiki tembok tanpa meminta bayaran dari penduduk yang pelit?
Ini adalah kali ketiga Nabi Musa AS melanggar perjanjiannya untuk tidak bertanya. Nabi Khidir AS akhirnya menjelaskan makna di balik tindakannya.
Makna di Balik Kejadian Ini
Tembok yang hampir roboh itu sebenarnya menyembunyikan harta karun milik dua anak yatim di desa tersebut. Jika tembok itu roboh, harta karun tersebut akan terlihat dan bisa saja diambil oleh orang-orang yang tamak. Dengan memperbaiki tembok tersebut, Nabi Khidir AS sebenarnya sedang melindungi hak anak-anak yatim hingga mereka dewasa dan mampu mengambil harta tersebut. Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa kebaikan tidak selalu harus dibalas, dan sering kali kebaikan itu dilakukan demi menjaga sesuatu yang lebih besar di masa depan.
Hikmah dan Pelajaran dari Kisah Ini
Kisah pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS mengandung berbagai hikmah yang sangat penting bagi umat manusia. Berikut beberapa di antaranya:
- Kesabaran dalam Menghadapi Hal yang Tidak Diketahui
Nabi Musa AS menunjukkan kesulitan dalam bersabar ketika menghadapi kejadian yang tampaknya tidak masuk akal. Ini mengajarkan kita betapa pentingnya bersabar dalam menghadapi situasi yang tidak kita pahami, karena di balik setiap kejadian, Allah selalu memiliki hikmah yang terbaik.
- Rendah Hati dalam Ilmu
Meskipun Nabi Musa AS adalah seorang nabi dengan pengetahuan yang luas, Allah SWT mengingatkan bahwa masih ada ilmu yang tidak ia ketahui. Ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dalam mencari ilmu dan menyadari bahwa pengetahuan manusia sangat terbatas dibandingkan dengan pengetahuan Allah.
- Kepercayaan kepada Kehendak Allah
Setiap peristiwa dalam kisah ini menunjukkan bahwa apa yang tampak sebagai kesulitan atau ketidakadilan di mata manusia, bisa jadi adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Kepercayaan penuh kepada Allah adalah kunci dalam menghadapi berbagai ujian dalam hidup.
Penutup
Kisah pertemuan antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS adalah salah satu kisah yang penuh dengan pelajaran moral dan spiritual. Melalui perjalanan ini, kita diajarkan tentang pentingnya kesabaran, kerendahan hati, serta kepercayaan penuh kepada Allah dalam menghadapi setiap situasi hidup. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Keutamaan dan Fadhilah Ayat Kursi