Adab Makan dalam Islam, Sunnah dan Etika yang Dilupakan

Daftar Isi

Pesantren Modern Mr.BOB – Makan adalah aktivitas yang kita lakukan setiap hari, tapi tahukah kamu bahwa dalam Islam, makan bukan hanya soal mengisi perut? Makan juga punya aturan dan adab tersendiri yang sebenarnya bisa memberikan banyak keberkahan kalau diterapkan. Sayangnya, banyak dari kita yang justru melupakan adab-adab ini karena tergerus oleh kebiasaan modern. Padahal, dengan menjaga sunnah dan etika dalam makan, kita bukan hanya menjaga kesehatan, tapi juga mendapatkan ridha Allah.

Nah, di artikel ini, kita akan bahas lebih dalam tentang adab makan dalam Islam, mulai dari sunnah-sunnah yang diajarkan Rasulullah, sampai etika yang sering terlupakan di zaman sekarang. Mari kita coba sama-sama ingat kembali, agar makan kita bukan sekadar rutinitas, tapi juga menjadi ibadah yang penuh berkah.

Baca Juga: Mengungkap Hikmah di Balik Konsep Adil dalam Al-Quran

Adab Makan dalam Islam, Sunnah dan Etika yang Dilupakan - Pesantren Modern Mr.BOB

Mengapa Adab Makan Itu Penting?

Mungkin kita sering berpikir, “Kenapa sih Islam sampai mengatur cara makan?” Jawabannya, karena Islam adalah agama yang sempurna. Segala aspek kehidupan diatur dengan baik, termasuk soal makan. Makan bukan hanya tentang menikmati makanan, tapi juga soal bagaimana kita menghormati rezeki yang Allah berikan dan menjaga tubuh kita yang merupakan amanah.

Rasulullah SAW sendiri telah memberikan banyak contoh bagaimana seharusnya kita bersikap ketika makan. Tidak hanya soal apa yang dimakan, tapi juga bagaimana caranya. Semua adab ini bertujuan agar kita tetap sehat, bersyukur, dan terhindar dari sifat berlebihan.

Mari kita lihat beberapa sunnah dan etika makan yang diajarkan dalam Islam, serta bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Memulai dengan Basmalah

Ini mungkin adalah sunnah yang paling sering dilupakan. Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka sebutlah nama Allah (bacalah basmalah). Jika ia lupa membaca basmalah di awal makan, maka ucapkanlah: Bismillah awwalahu wa akhirahu” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Membaca basmalah sebelum makan bukan hanya formalitas, tapi ini adalah cara kita mengingat bahwa rezeki yang ada di depan kita adalah pemberian Allah. Dengan menyebut nama Allah, kita memohon keberkahan dan berharap makanan tersebut membawa kebaikan bagi tubuh dan jiwa kita.

Sayangnya, banyak dari kita yang sering lupa membaca basmalah. Apalagi kalau sudah lapar, langsung saja menyantap makanan tanpa berpikir panjang. Padahal, hanya butuh beberapa detik untuk membaca Bismillah, dan itu bisa memberikan banyak manfaat.

Tips Mengingat Bacaan Basmalah:

  • Tempelkan stiker bertuliskan Bismillah di meja makan atau dapur.
  • Jadikan membaca basmalah sebagai kebiasaan yang diajarkan pada anak-anak sejak kecil.
  • Latih diri sendiri untuk selalu berhenti sejenak sebelum makan dan fokus membaca basmalah.

2. Makan dengan Tangan Kanan

Ini juga salah satu sunnah yang sering diabaikan, terutama dengan budaya modern yang lebih mengutamakan alat makan seperti garpu dan pisau. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika salah seorang di antara kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan dan jika minum, maka minumlah dengan tangan kanan, karena setan makan dan minum dengan tangan kiri.” (HR. Muslim)

Makan dengan tangan kanan adalah tanda penghormatan terhadap makanan dan sunnah Nabi. Namun, di era sekarang, banyak yang tidak menyadari pentingnya hal ini. Ada juga yang mungkin merasa malu karena dianggap tidak sopan atau “kuno” ketika makan menggunakan tangan, apalagi di acara formal.

Padahal, makan dengan tangan kanan bukan berarti kita tidak bisa menggunakan sendok atau garpu. Saat menggunakan alat makan pun, kita tetap dianjurkan untuk memegangnya dengan tangan kanan, karena ini bagian dari adab.

Bagaimana Jika Menggunakan Tangan Kiri?

Ada beberapa kondisi di mana seseorang terpaksa menggunakan tangan kiri, seperti saat tangan kanan sedang sakit atau cedera. Dalam kondisi seperti ini, Islam memberikan kelonggaran. Namun, selama masih memungkinkan, makanlah dengan tangan kanan.

3. Makan dari Sisi Terdekat

Ini adalah salah satu etika yang mulai jarang diterapkan di kehidupan modern. Rasulullah SAW bersabda:

“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Makan dari sisi terdekat bukan hanya soal kesopanan, tapi juga mengajarkan kita untuk tidak serakah dan tamak. Dengan memulai makan dari yang terdekat, kita menghargai orang lain yang duduk bersama di meja makan.

Di zaman sekarang, mungkin kita sering melihat orang langsung mengambil makanan dari piring yang ada di tengah tanpa memperhatikan adab ini. Apalagi saat makan bersama di acara buffet atau di restoran, banyak yang langsung mengambil dari bagian yang paling menarik bagi mereka, tanpa peduli apakah itu dekat atau jauh.

Mengapa Ini Penting?

Makan dari sisi terdekat mengajarkan kita untuk berbagi dan tidak mementingkan diri sendiri. Selain itu, ini juga menjaga ketertiban dan membuat suasana makan menjadi lebih nyaman.

Baca Juga: Rahasia Mengapa Sholat Menjadi Pondasi Hidup Seorang Muslim

4. Tidak Meniup Makanan atau Minuman yang Panas

Saat makanan atau minuman terlalu panas, rasanya kita ingin segera meniupnya agar cepat dingin. Tapi, tahukah kamu bahwa meniup makanan atau minuman sebenarnya tidak dianjurkan dalam Islam? Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila salah seorang dari kalian minum, maka janganlah ia bernafas di dalam bejana.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Meniup makanan dianggap tidak sopan dan kurang higienis. Selain itu, ada penelitian yang menyebutkan bahwa meniup makanan panas bisa mengubah komposisi kimia udara menjadi tidak sehat.

Apa Alternatifnya?

Jika makanan atau minuman terlalu panas, biarkan sejenak hingga suhunya turun dengan sendirinya. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk lebih sabar dan tidak terburu-buru dalam menikmati makanan.

5. Tidak Berlebihan (Ifrath) dalam Makan

Islam sangat menekankan sikap seimbang, termasuk dalam hal makan. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada wadah yang lebih buruk untuk diisi oleh manusia selain perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sayangnya, di era modern yang penuh dengan kemudahan, kita sering terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan. Makanan berlimpah, restoran di mana-mana, dan godaan untuk mencoba berbagai kuliner baru sering membuat kita makan lebih dari yang dibutuhkan.

Padahal, Islam mengajarkan kita untuk makan secukupnya. Tidak hanya demi kesehatan fisik, tapi juga untuk menjaga hati dari sifat rakus dan tamak.

Mengapa Berlebihan dalam Makan Itu Buruk?

  • Berlebihan dalam makan bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, dan masalah pencernaan.
  • Makan berlebihan juga bisa membuat kita malas dan kurang produktif, karena tubuh terlalu lelah untuk mencerna makanan yang masuk.

6. Bersyukur atas Makanan yang Diberikan

Makanan yang kita nikmati setiap hari adalah nikmat dari Allah yang harus selalu kita syukuri. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang ketika makan ia memuji Allah atas makanan tersebut, dan ketika minum ia memuji Allah atas minuman tersebut.” (HR. Muslim)

Bersyukur atas makanan bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mengucapkan Alhamdulillah setelah makan, hingga tidak membuang-buang makanan. Di zaman sekarang, di mana makanan begitu mudah didapatkan, kita sering lupa untuk bersyukur. Bahkan, banyak yang justru membuang makanan karena tidak suka atau terlalu kenyang.

Cara Meningkatkan Rasa Syukur:

  • Selalu ingat bahwa masih banyak orang di luar sana yang sulit mendapatkan makanan.
  • Hindari membuang makanan. Jika ada sisa, simpan atau bagikan kepada yang membutuhkan.
  • Latih diri untuk selalu mengucapkan Alhamdulillah setelah makan atau minum.

7. Tidak Mencela Makanan

Kita mungkin pernah merasa kecewa dengan makanan yang tidak sesuai harapan, entah karena rasanya tidak enak atau tampilannya kurang menarik. Namun, mencela makanan adalah perbuatan yang tidak dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Jika beliau suka, beliau akan makan, dan jika tidak suka, beliau akan meninggalkannya tanpa mencelanya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Mencela makanan menunjukkan kurangnya rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Selain itu, mencela makanan juga bisa menyakiti perasaan orang yang memasaknya.

Penutup

Adab makan dalam Islam sebenarnya sangat sederhana dan mudah diterapkan, tapi sayangnya sering terlupakan. Padahal, menjaga adab ini bukan hanya mendatangkan keberkahan, tapi juga menjaga kesehatan fisik dan spiritual kita. Mari kita coba kembali menerapkan sunnah-sunnah dan etika makan dalam kehidupan sehari-hari, agar makan bukan hanya menjadi rutinitas, tapi juga ibadah yang penuh berkah.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Lisan dalam Islam

Populer